Pelatihan

Interseksionalitas: Memahami Identitas yang Bertumpuk dan Tantangan Inklusivitas

Sesi lanjutan yang dilaksanakan pada Rabu, 11 Desember 2024. Kali ini, Puspa Dewy mengajak teman-teman untuk mengupas lebih dalam mengenai “Interseksionalitas: Memahami Identitas yang Bertumpuk dan Tantangan Inklusivitas” . Teman-teman, sudahkah kalian mengenal interseksionalitas?

Narasumber memberikan penjelasan mengenai Interseksionalitas merupakan sebuah kerangka analisis yang pertama kali diperkenalkan oleh Kimberlé Crenshaw pada tahun 1989. Pendekatan ini menekankan bahwa identitas seseorang tidak pernah tunggal. Jenis kelamin, ras, suku, agama, usia, status sosial, status ekonomi, dan identitas lainnya saling berinteraksi, menciptakan lapisan kerentanan yang beragam dalam menghadapi diskriminasi dan penindasan.

Interseksionalitas ini mampu melihat tingkat kerentanan dan ketidakadilan seseorang tersebut. Contohnya antara perempuan tingkat kerentanan dan keadilan berbeda, seperti perempuan yang memiliki kuasa, berbeda dengan perempuan petani/buruh tani yang menanggung beban keluarga, tentu hal ini sangat berbeda bebannya

Narasumber memberikan contoh gambar power flower sebagai kerangka menganalisis interseksionalitas. Aspek apa saja yang perlu kita lihat di dalam menganalisa interseksionalitas, yaitu :

1. Identitas gender
2. Ras/etnis
3. Agama/Kepercayaan
4. Status sosial/adat
5. Status ekonomi
6. Status pendidikan
7. Identitas abilitas
8. Pilihan politik
9. Wilayah tinggal
10. Kewarganegaraan

Mengapa penting kerangka berpikir interseksionalitas?

Munculnya ketidakadilan tidak terlepas dari identitas yang dimiliki seseorang atau individu.
Menemukenali kelompok yang paling marginal dan rentan dengan melihat pada identitasnya.
Untuk mengidentifikasi, menemukenali dan menemukan strategi dalam mengatasi ketidakadilan tersebut.

Pada sesi diskusi Noviyanti dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) bertanya “Apakah ini salah satu bentuk ketidakadilan gender dalam pilkada dengan adanya permainan uang?” Kemudian, ada Artati dari Relawan Orang dan Alam (ROA) membagikan cerita yang terjadi di desanya.

Teman-teman, penasaran seperti apa jawaban dan ceritanya? Yuk, ikuti keseruannya dalam video di bawah ini.

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Penyedia Layanan

Pakar/ Narasumber

Jumlah Peserta

6 Orang

Dokumen terkait

Berkas-berkas kegiatan ini hanya tersedia untuk para Organisasi Masyarakat Sipil yang terdaftar sebagai mitra program Organizational Effectiveness dari the David and Lucile Packard Foundation.

Jika Anda adalah salah satu dari mitra tersebut namun mengalami kesulitan dalam mengakses berkas, silakan layangkan email ke coaching.dlpf@penabulu.id dan berikan penjelasan Anda. Terima kasih!