Pelatihan

Workshop Menulis Laporan Efektif Sesi 2-3 “Prinsip Laporan Efektif dan Ringkasan Eksekutif”

Kahoot.it, sebuah aplikasi interaktif, membuka  pelatihan untuk mengingat materi hari kemarin. Media pembelajaran ini sebetulnya sederhana, tapi interaksi yang tercipta dan soal yang diciptakan Tim Pengajar Tempo Institute, merangsang peserta melihat kemampuan diri tentang kalimat efektif dan menyunting tulisan. 

Pada hari kedua, Serial Pelatihan Laporan Efektif, Sesi Kedua, bersama dua narasumber yang terbagi lagi menjadi dua materi, yakni, pertama, Prinsip Laporan Efektif dengan pengajar Philipus Parera, yang dimulai pukul 9 sampai 12 siang, dan kedua, Teknik Menulis Ringkasan Efektif, Yandhie Arvian, 13.00—15.00 WIB. 

Selain laporan harus mudah dipahami dan menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik, kita juga harus tahu sasaran pembaca, penggunaan informasi yang tepat, gaya laporan, dan berpikir impak yang akan diperoleh. Menurut Philipus, laporan efektif itu menyampaikan permasalahan yang bisa dimengerti oleh pembaca, sama halnya dengan penggunaan data atau informasi. Judul, ringkasan eksekutif, dan pendahuluan pun harus selaras. 

Kemudian, ia menjelaskan bahwa judul laporan mempunyai peran besar. Maka, sebuah judul perlu menggambarkan masalah yang dihadapi atau dapat menyampaikan pesan utama. Philipus memberikan contoh-contoh judul yang dapat mudah ‘ditangkap’ pembaca dan yang tidak. 

Pembahasan selanjutnya tentang “ringkasan eksekutif” yang terdapat pada laporan, sebelum bab pertama. Ringkasan eksekutif adalah pernyataan singkat mengenai persoalan yang dibahas, mengapa penting, serta gambaran mengenai kesimpulan dan rekomendasi. 

Lantas, Philipus membeberkan Tiga Prinsip Laporan Efektif, yaitu: TemSetiap bagian harus terkait logis dengan tujuan atau pertanyaan laporan (judul, ringkasan eksekutif, isi, dan penutup),

  1. Pastikan pembaca yang sibuk, dapat memahami dengan mudah dan cepat (penggunaan kalimat deduktif dan efisien, dan mengenal audiens).
  2. Gunakan sebanyak mungkin bantuan untuk memudahkan pembaca, seperti infografis, foto, dan desain. 

“Ketika kita meneliti, kita menulis, dan kita berpikir seperti pembaca,” pesan Philipus kepada peserta, sebelum memberikan latihan soal. 

Siang harinya, materi dibawakan oleh Yandhie Arvian. Peserta mendapatkan latihan soal kembali. Kali ini, waktu yang diberikan cukup 5 menit. Peserta diminta membuat satu kalimat yang mencakup permasalahan atau pesan yang ingin disampaikan dan mengapa penting. 

Pembahasan selanjutnya, ia mencerahkan peserta perihal betapa pentingnya angle tulisan dan kesalahan penulisan yang sering kali terjadi. 

Pada hari ketiga (sesi 3), 24 Maret 2022, delapan hasil tulisan dari peserta yang telah masuk, disortir, lalu ditampilkan dan diulas oleh Philipus sehingga peserta dapat mempelajari bagian yang tepat dan tidak tepat.

Baca juga: Workshop Menulis Laporan Efektif Sesi 4 “Dari Data Jadi Visual Infografis yang Menarik”

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Penyedia Layanan

Pakar/ Narasumber

Jumlah Peserta

26 Orang

Dokumen terkait

Berkas-berkas kegiatan ini hanya tersedia untuk para Organisasi Masyarakat Sipil yang terdaftar sebagai mitra program Organizational Effectiveness dari the David and Lucile Packard Foundation.

Jika Anda adalah salah satu dari mitra tersebut namun mengalami kesulitan dalam mengakses berkas, silakan layangkan email ke coaching.dlpf@penabulu.id dan berikan penjelasan Anda. Terima kasih!