Pelatihan ini merupakan rangkaian dari Program “Strengthening Effectiveness COVID-19 Response Program for Civil Society Partner in Indonesia” yang di inisiasi oleh Yayasan Penabulu dan Packard Foundation yang merupakan Seri dari Pelatihan Resiliensi Finansial.
Pelatihan yang berdurasi 120 menit dimoderatori oleh M. Suhud Ridwan dan meghadirkan 2 (dua) narasumber ahli yaitu; Paul Mario Ginting dan Subhan dari Yayasan Penabulu. Pelatihan ini membahas 2 hal ; (1) Lanskap Pendanaan bagi Organisasi Masyarakat Sipil, dan (2) Diversifikasi Pendanaan bagi Organisasi Masyarakat Sipil.
Kedua materi ini hanyalah sebagai pengantar untuk menuju seri pelatihan selanjutnya yaitu Strategi Finance Mengahadapi Covid 19. Dari paparan kedua narasumber, dapat dipetik beberapa point penting yakni:
- Organisasi Masyarakat Sipil mengalami perubahan dalam konteks pendanaan -yang awalnya pendanaan organisasi hanya bersumber dari lembaga donor saja-, saat ini banyak juga organisasi yang mulai mengembangkan peluang pendanaan organisasinya melalui bisnis social dengan membangun koperasi, menjadi lembaga sertivikasi dan lain-lainnya.
- Untuk mengembangkan keragaman pendanaan organisasi, sebaiknya sebuah organisasi melakukan;
- Identifikasi pendana potensial di luar lembaga donor
- Bagaimana menjangkau pendana potensial ini
- Bagaimana mempertahankan pendana ini agar terus mendanai organisasi, dan
- Bagaimana mengoptimalkan dana tersebut untuk keberlanjutan organisasi
- Sebuah organisasi harus mengecek kesehatan keuangan organisasinya minimal dalam kurun waktu 3 tahun kebelakang. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh ketergantungan sebuah organisasi anda terhadap donor serta dengan dana cadangan yang ada berapa lama oragnisasi ini bias bertahan.
Pelatihan ini diikuti oleh 9 dari 34 oraganisasi mitra DLPF diantaranya; AMAN, Barunastra, Fitra Riau, Coaction Indonesia, YP3SP, Traction Energy Asia, LTKL, PPMA dan IOJI. Walaupun demikian, pelatihan ini memberi wawasan kepada peserta pelatihan betapa pentingnya sebuah organisasi untuk berkembang dan beradaptasi dengan kondisi pendanaan yang ada. Hal ini terlihat dari beberapa pertanyaan spesifik yang dilontarkan para peserta kepada kedua narasumber.