Pelatihan

Penilaian Pedesaan Secara Partisipatif

Pendekatan pembangunan pedesaan yang inklusif semakin menjadi prioritas dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu metode yang menonjol dalam hal ini adalah Penilaian Pedesaan Secara Partisipatif (PRA) yang banyak digunakan dalam berbagai kajian penghidupan lestari. Melalui pelatihan yang dilaksanakan Rabu, 30 Oktober 2024 sesi 1 mengangkat  topik “Penilaian Pedesaan secara Partisipatif “. 
Teman-teman, apakah kalian pernah mendengar seputar penilaian pedesaan secara partisipatif? 

 

Erdi Lazuardi dan I Wayan Veda selaku narasumber menjelaskan bahwa penilaian pedesaan secara partisipatif menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam semua tahapan proses pengkajian dan pembangunan. Dalam kerangka Kajian Penghidupan Lestari (KPL) yang dipresentasikan oleh Yayasan WWF Indonesia, masyarakat desa menjadi bagian tak terpisahkan dari analisis sosial dan lingkungan yang dilakukan. Penilaian pedesaan secara partisipatif memiliki prinsip utama, yaitu : 

  1. Berpusat pada orang (people centred): pembangunan berkelanjutan hanya akan tercapai jika usaha yang dilakukan fokus terhadap apa yang penting bagi masyarakat.
  2. Responsif dan partisipatif (responsive and Participatory)
  3. Multi level (conducted in Partnership)
  4. Kemitraan
  5. Dinamis
  6. Berkelanjutan

 

Selanjutnya, untuk memaksimalkan pemantauan secara partisipatif tentu saja masyarakat perlu mempunyai informasi mengenai masalah yang terjadi di pedesaan. Untuk menggali informasi lebih lanjut, dibutuhkannya beberapa perangkat, yaitu : 

  1. Kalender musim .
  2. Analisa kecenderungan perubahan kondisi sumber daya alam (Trend)
  3. Peta kelembagaan
  4. Penelusuran dan pemetaan desa
  5. Analisa kegiatan harian rumah tangga

 

Sesi diskusi pun dimulai, Arroyan dari Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) bertanya, “Dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat untuk perikanan berkelanjutan dan bentuk  pendekatan seperti apa yang dapat diterima ke masyarakat dari sebuah aksi dalam bentuk instan?” Pertanyaan dari Arroyan MDPI ini mematik keaktifan peserta lainnya.

 

Penasaran seperti apa keseruannya? Yuk, tonton video ini!

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Penyedia Layanan

Pakar/ Narasumber

Jumlah Peserta

11 Orang

Dokumen terkait

Berkas-berkas kegiatan ini hanya tersedia untuk para Organisasi Masyarakat Sipil yang terdaftar sebagai mitra program Organizational Effectiveness dari the David and Lucile Packard Foundation.

Jika Anda adalah salah satu dari mitra tersebut namun mengalami kesulitan dalam mengakses berkas, silakan layangkan email ke coaching.dlpf@penabulu.id dan berikan penjelasan Anda. Terima kasih!