Dengan mengikuti pelatihan ini, Sahabat dapat memastikan bahwa wawancara jurnalisme lingkungan yang dilakukan tidak hanya informatif, tetapi juga etis dan akurat.
Pelatihan kali ini, Miftah Faridl, Journalist CNN Indonesia, menyampaikan hal utama yang dibahas “apa perbedaan Liputan Investigasi dan Indepth News Reporting?”
Miftah Faridl menjawab, sebenarnya sama karena liputannya sama-sama panjang dan bukan liputan pendek, minimal bisa sampai 30 Menit. Kalau di koran liputan ini bisa sampai 1 halaman. Perbedaan lainnya meliputi :
→ Investigasi : Tehnik dan produk jurnalistik yang mengungkap kejahatan terhadap kepentingan publik, HAM, lingkungan, dan lain-lain.
→ In Depth News Reporting : Produk jurnalistik yang dikemas dalam laporan panjang, beragam sudut pandang, memetakan dan menjelaskan masalah tetapi lebih banyak berkutat pada bagaimana dan mengapa.
Miftah Faridl menyampaikan mengenai hipotesis dalam jurnalisme. Jadi, hipotesis ini adalah kesimpulan awal ketika teman-teman ingin membuat liputan harus memiliki hipotesis terlebih dahulu. Sebab proses ini adalah tahapan awal teman-teman untuk melakukan liputan. Hipotesis awal bisa didapat dalam riset, observasi, diskusi dengan jaringan lain/ NGO lainnya, dan studi pustaka sampai dokumen.
Dasar-dasar wawancara yang dijelaskan oleh, Miftah Faridl sebelum menjelaskan sedikit disinggung bahwa Investigasi, Indepth News Reporting dan wawancara tentu berbeda. Investigasi dan Indepth News Reporting adalah metode peliputan, tetapi untuk wawancara adalah bagian/ tahapan dari peliputan.
Pengertiannya apa sih terkait wawancara dalam jurnalisme ini? Adalah salah satu tahapan dalam proses jurnalistik yang bertujuan mencari dan menggali informasi dari narasumber dengan metode tanya jawab atau percakapan.
Seni mendapatkan informasi, menurut Miftah Faridl agar memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai kebenaran dengan cara atau jenis yang beragam. Wawancara adalah kegiatan dasar yang dilakukan jurnalis.
Kamu yang tampan dan manis, yuk, tonton rekamannya!