Pelatihan

Ketidakadilan Gender: Memahami Akar Permasalahan dan Dampaknya

Pelatihan GEDSI adalah langkah awal yang penting dalam memahami dan mengatasi ketidakadilan gender. Menurut Sahabat, satu kata apa yang sering terlontar ketika mendengar kosakata “perempuan” atau “laki-laki”?

Pertanyaan tersebut muncul dalam Kuis Mentimeter yang membuka pelatihan GEDSI batch ke-2 sesi 1 dengan topik “Ketidakadilan Gender: Memahami Akar Permasalahan dan Dampaknya”, Selasa, 10 Desember 2024 .

Banyak peserta perempuan menjawab bahwa kata yang sering mereka dengar adalah “cantik”. Begitu pun sebaliknya, “ganteng” untuk laki-laki”. Hal ini dapat disebut bahwa seseorang dilihat melalui jenis kelamin (sex)/ konstruksi biologisnya. “Banyak sekali pandangan-pandangan atau pemikiran yang biasa dilakukan kesehariannya dalam masyarakat sehingga hal ini dapat disebut konstruksi sosial,” ujar Puspa Dewy selaku narasumber pada sesi ini.

Konstruksi sosial/gender dapat mengakibatkan ketidakadilan pada salah satu jenis kelamin (perempuan atau laki-laki). Ketidakadilan terjadi akibat ketimpangan akses, kontrol, partisipasi dan manfaat dari salah satu jenis kelamin. Ketidakadilan gender muncul akibat ketimpangan akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat antara perempuan dan laki-laki.

Beberapa bentuk ketidakadilan gender meliputi:
1. Diskriminasi: Perlakuan tidak adil berdasarkan gender.
2. Subordinasi: Anggapan bahwa peran salah satu gender lebih rendah dari yang lain.
3. Marginalisasi: Pengucilan kelompok tertentu dari akses terhadap sumber daya.
4. Beban Ganda: Perempuan sering kali dibebani pekerjaan domestik sekaligus pekerjaan publik.
5. Kekerasan: Tindakan yang membuat orang merasa tidak aman, baik secara fisik, psikologis, ekonomi, maupun seksual.

Dalam ranah apa saja ketidakadilan gender sering terjadi?

Ketidakadilan gender dapat terjadi dimana saja, di berbagai ranah seperti keluarga, komunitas, negara, hingga tingkat global. Relasi kuasa yang tidak seimbang memainkan peran besar dalam ketidakadilan ini. Beberapa aspek relasi kuasa yang penting untuk dianalisis meliputi:
1. Akses terhadap informasi dan keputusan.
2. Kontrol atas sumber daya dan mobilitas.
3. Keputusan tentang peran dan ruang gerak.

Pada sesi diskusi peserta diminta untuk berdiskusi mengenai bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi di setiap ranah (keluarga, komunitas, negara, dan global) selama 10 menit.
Dengan pemahaman yang mendalam dan keterampilan yang ditingkatkan, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif.
Penasaran seperti apa diskusinya? Yuk tonton video dibawah ini!

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Penyedia Layanan

Pakar/ Narasumber

Jumlah Peserta

7 Orang

Dokumen terkait

Berkas-berkas kegiatan ini hanya tersedia untuk para Organisasi Masyarakat Sipil yang terdaftar sebagai mitra program Organizational Effectiveness dari the David and Lucile Packard Foundation.

Jika Anda adalah salah satu dari mitra tersebut namun mengalami kesulitan dalam mengakses berkas, silakan layangkan email ke coaching.dlpf@penabulu.id dan berikan penjelasan Anda. Terima kasih!