Webinar

Kecemasan pada Usia Produktif, Krisis Seperempat Abad

Pasti pernah merasa ragu terhadap kemampuan diri, atau bingung menentukan arah hidup, yang dialami ketika usia antara 20 sampai 30-an tahun. Atau malah krisis tersebut juga masih dialami saat usia Anda lebih dari 30 tahun?  Narasumber, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, SpKJ, menguraikan mengapa kisaran usia tersebut penting, pada  webinar “Kecemasan di Usia Produktif, Quarter Life Crisis” melalui platform Zoom Meeting, 23 Februari 2022, yang diselenggarakan oleh Program Lingkar Madani—dikelola Yayasan Penabulu—didukung oleh The David and Lucile Packard Foundation—bekerja sama dengan Yayasan Angsamerah

Sebab pada usia tersebut, banyak “pekerjaan rumah”  yang terjadi akibat dan berdampak pada psikososial. Pada fase usia 20–30 tahun, berdasarkan pengalaman dokter Rai, Associate Psikiater Angsamerah, banyak klien yang berkonsultasi masalah karir, keuangan, putus cinta, sampai tidak nyaman melihat keberhasilan teman. 

Beliau mengambil satu contoh krisis yang terjadi pada seseorang, ia mempunyai pekerjaan dan jabatan yang bagus, tapi kemudian merasa tidak ada passion di situ. Lantas, ia berhenti dan bekerja sesuai dengan hobi fotografinya, keliling Indonesia, selama setahun. Yang kemudian, ia merasa hampa kembali. Kasus lainnya dan dekat dengan lingkungan kerja adalah orang yang sibuk bekerja dan punya teman banyak, tapi masih merasa kesepian. Dokter Rai mengatakan, “Kesepian dan kesendirian itu beda loh, ya, jadi kita perlu menemani seseorang yang sedang mengalami krisis ini.” 

Soal pekerjaan itu terkait dengan spektrum produktivitas—terdapat produktivitas toksik yang dikonsumsi oleh perasaan, dan produktivitas toksik yang dikonsumsi oleh pekerjaan—keduanya harus dikenali agar tidak berdampak pada kesehatan mental. Tak perlu risau menumpuk pekerjaan, kadang kita perlu melakukan itu, asalkan kita menyelesaikannya. Jika keinginan dipenuhi terus, itu tidak baik buat kita. 

Kemudian, dokter Rai menggambarkan tahapan krisis pada usia seperempat abad mengalami yang dimulai dari feeling trap (perasaan terjebak), separation, reflection, dan understanding—pada akhirnya, kita akan mengerti permasalahan yang terjadi dan berusaha tidak mengulanginya. 

Lantas, bagaimana cara menghadapinya? Aware, accept, dan act. Aware, berhenti membandingkan orang lain dengan kita; journaling—mengenal kemampuan dan keterbatasan diri, ini merupakan bagian dari proses refleksi; , temukan teman baik;  kenali kendali di dalam diri dan kendali di luar diri. 

Dokter Rai pun membeberkan “Rumus mantap jiwa” yang dapat meraih pertumbuhan diri dan kenyamanan, yaitu dengan langkah avoid (mencegah), alter (mengubah), accept (menerima), dan adapt (beradaptasi).

Satu kutipan indah dari  dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, SpKJ: “Jika kita mencintai diri sendiri, orang-orang akan mendekat.”

Yang dimaksud adalah ketika kita terlebih dulu mencintai diri, kita pasti dengan mudah memahami apa yang kita inginkan, orang-orang sekitar akan menerima kita, dan kita pun mantap menentukan masa depan. Selain menemukan tujuan hidup, kita pun perlu bertanya, apa yang sedang dibutuhkan dunia? 

5 pertanyaan yang perlu ditanyakan untuk menaklukan quarter life crisis:

  1. Apa yang membuatku bahagia dan apa yang tidak; 
  2. Apa yang paling handal aku kerjakan? Apa bakat alamiku?; 
  3. Bagaimana  aku bisa mendapatkan penghasilan dari bakatku?; 
  4. Apa  mimpi terbesarku?; 
  5. Apa  yang menghentikanku meraih mimpi tersebut? 

Itulah cerita sekilas mengenai webinar kali ini. Pantau terus webinar kami, ya,  di lingkarmadani.org

By the way busway, kalau kamu punya masalah, jangan biarkan dan berkecil hati, cepat selesaikan. Klinik Angsamerah membuka konsultasi khusus Mitra Program LIngkar Madani, untuk membantu kamu. Silakan hubungi Customer Care Yayasan Angsamerah di +62 811-1368-364.

 

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Penyedia Layanan

Pakar/ Narasumber

Jumlah Peserta

86 Orang

Dokumen terkait

Berkas-berkas kegiatan ini hanya tersedia untuk para Organisasi Masyarakat Sipil yang terdaftar sebagai mitra program Organizational Effectiveness dari the David and Lucile Packard Foundation.

Jika Anda adalah salah satu dari mitra tersebut namun mengalami kesulitan dalam mengakses berkas, silakan layangkan email ke coaching.dlpf@penabulu.id dan berikan penjelasan Anda. Terima kasih!