Tidak terasa Rabu, 18 Desember 2024 merupakan pelatihan terakhir dari GEDSI batch ke-2. Dengan mengangkat topik “Kampanye dan Keterampilan GEDSI untuk Perubahan Membangun Kesetaraan dan Memperkuat Kapasitas”. kampanye advokasi dapat menjadi perubahan yang signifikan. Dengan memahami konteks, memetakan kekuatan, memilih taktik yang tepat, dan melibatkan semua pihak. Lantas, bagaimana langkah awal dalam kampanye GEDSI?
Saat mengkampanyekan GEDSI tentu kita perlu memahami langkah awal. Dalam kampanye GEDSI adalah memahami konteks sosial dan permasalahan yang dihadapi. Proses ini melibatkan analisis mendalam tentang:
1. Masalah yang Ada: Identifikasi isu-isu utama yang memengaruhi kesetaraan dan inklusi, seperti ketimpangan gender, diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, atau norma sosial yang membatasi partisipasi kelompok tertentu.
2. Solusi yang Diusulkan: Menentukan solusi spesifik yang relevan dan dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Perubahan yang Diinginkan: Merumuskan tujuan akhir yang ingin dicapai, baik di tingkat individu, komunitas, maupun sistemik.
Narasumber memberikan contoh tabel pemetaan kekuatan. Salah satu aspek penting dari strategi advokasi adalah pemetaan kekuatan. Proses ini membantu kita memahami siapa yang memiliki pengaruh untuk menciptakan perubahan dan bagaimana cara melibatkan mereka. Adapun angkah-langkahnya, meliputi:
1. Identifikasi Pengambil Keputusan: Siapa yang memiliki kekuatan untuk membuat keputusan terkait isu yang diadvokasi? Apa posisi mereka terhadap isu tersebut?
2. Pengaruh dan Sekutu: Siapa yang dapat memengaruhi pengambil keputusan? Siapa sekutu yang dapat mendukung advokasi kita?
3. Analisis Gender dan Interseksionalitas: Bagaimana hubungan kekuasaan memengaruhi kelompok yang berbeda? Siapa yang dikecualikan dari pengambilan keputusan, dan bagaimana cara melibatkan mereka?
Mengintegrasikan GEDSI, tidak luput dari proses-proses yang panjang. terutama kampanye. Kunci keberhasilan kampanye GEDSI adalah memastikan bahwa prinsip-prinsip kesetaraan, disabilitas, dan inklusi diterapkan di seluruh proses. Ini mencakup:
1. Keterlibatan Perempuan: Memberikan ruang bagi perempuan untuk berorganisasi, mengidentifikasi isu dan menyuarakan prioritas mereka.
2. Kesadaran Gender: Meningkatkan pemahaman tentang isu gender di kalangan laki-laki dan perempuan.
3. Pemberdayaan Kelompok Terpinggirkan: Menggunakan perangkat dan taktik yang menjangkau semua gender, termasuk kelompok yang paling rentan.
Pada sesi terakhir ini kami kedatangan teman-teman dari KIPRA dan LEKAT. Perwakilan dari KIPRA berbagi terkait seperti apa GEDSI di Jayapura.
Penasaran seperti apa keseruannya? Simak video di bawah ini!