Pelatihan

Cerita Pelatihan Susun Laporan Keuangan dan Perpajakan Sesuai ISAK 35 Organisasi Nirlaba

Orang Keuangan atau pimpinan organisasi, jangan sampai ketinggalan kereta soal keuangan.
~ Hadi Prayitno, Ak., CA

Penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK  35 dan ragam regulasi terbaru untuk organisasi nirlaba, memiliki rumusnya tersendiri. Menginput data transaksi memang tidak mudah, tapi cukup memberikan tantangan bagi OMS, karena salah sedikit, salah semua. Instruktur pelatihan series “Menyusun Laporan Keuangan dan SPT PPh Badan sesuai ISAK 35”, Hadi Prayitno, Ak., CA, dengan kesabaranya membimbing peserta dari Mitra Program Lingkar Madani yang dikelola Yayasan Penabulu dan didukung oleh The David and Lucile Packard Foundation, selama 3 hari, dari tanggal 22–24 Februari 2022, melalui platform Zoom Meeting.

Dari input data, membuat kode, penggunaan format pelaporan, sampai pemilihan software pelaporan keuangan, dibahas satu per satu. Pada hari pertama, Hadi, memperkenalkan cara menyajikan laporan keuangan sesuai ISAK 35, hari kedua, peserta sudah diminta menampilkan ‘PR-nya”, dan hari ketiga melanjutkan aktivitas hari kedua. Kita bisa melihat dari sesi tersebut, kesalahan-kesalahan pada saat menginput data transaksi.

Rukmi Yati dari Yasiwa, Mitra Program Lingkar Madani, tidak sungkan, karena masih bingung di kolom mana harus menginput kumpulan dana pribadi, yang terdiri dari setoran anggota organisasi yang berada di pusat, yang disimpan sebagai dana pribadi. Termasuk pinjaman ke- dan pinjaman dari-, yang kemudian ditekankan oleh Hadi, bahwa kita harus bisa membedakan hal ini. Pun, uang program dan organisasi yang berbeda kolom dan kode. Apalagi, ia terbiasa menggunakan format laporan keuangan dari organisasi yang lebih sederhana dibandingkan format penyajian laporan yang diberikan Hadi. Namun, format yang biasa digunakan, tidak bisa memenuhi penyajian ISAK 35, mau tak mau Rukmi Yati akan menggunakan format terbaru dari Hadi. Wajar, Rukmi terus-terusan bertanya sampai ia memahaminya.

Yoppy, peserta yang juga hadir, bertanya software apa yang baik untuk digunakan? “Pada intinya, apa pun software yang digunakan, asalkan sudah terdapat ISAK 35,” tegas Hadi, “jadi, terserah Anda atau organisasi mau pakai software apa, yang penting tidak kerja berulang-ulang.”

Ada lagi, Iin dari SPKS, yang malah kesulitan pakai software dibandingkan manual. Sekali lagi, mau tak mau, sebagai orang keuangan atau pimpinan organisasi, harus menggunakan format yang ada ISAK 35.

Setelah Iin, pertanyaaan atau komentar terus mendatangi, yang kemudian dilanjuti dengan Hadi yang membongkar template laporan keuangan untuk memperlihatkan kolom rumus-rumus, yang sebelumnya ia sembunyikan untuk menghindari kebingungan.

Hadi juga mengingatkan kepada teman-teman peserta bahwa jika pakai excell, data dibuatkan dalam tabel, kemudian dikunci rumusnya. Kalau tidak dibuat, kita akan membuat lagi, mengulang-ulang pekerjaan.

Ia berpesan agar kita selalu update keuangan dan rajin cari tahu, bisa melalui program Lingkar Madani, “Dengan senang hati, kami akan membantu teman-teman,” ucap Hadi Prayitno, Ak., CA, mengakhiri pelatihan.

Simak video pelatihan: Hari 1 (sesi 2), Hari 2 (Sesi 3), dan Hari 3 (Sesi 4).

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Penyedia Layanan

Pakar/ Narasumber

Jumlah Peserta

16 Orang

Dokumen terkait

Berkas-berkas kegiatan ini hanya tersedia untuk para Organisasi Masyarakat Sipil yang terdaftar sebagai mitra program Organizational Effectiveness dari the David and Lucile Packard Foundation.

Jika Anda adalah salah satu dari mitra tersebut namun mengalami kesulitan dalam mengakses berkas, silakan layangkan email ke coaching.dlpf@penabulu.id dan berikan penjelasan Anda. Terima kasih!