Akar kata “Akuntabilitas” adalah “Pertanggungjawaban”,
yang menyiratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan bukan hanya untuk diri sendiri,
tetapi juga merupakan tanggung jawab kepada orang lain.
(Salleh & Iqbal, 1995)
Kutipan tersebut mengawali pembukaan kelas pada sesi ketiga yang membahas lebih dalam mengenai Apa itu Akuntabilitas bagi OMS. Sebagai langkah awal, penting untuk memahami perbedaan antara Accountability dan Responsibility. Apakah Sahabat sudah mengetahui perbedaannya?
Pada pelatihan yang dilaksanakan pada Kamis, 27 Februari 2025, Sarwitri menjelaskan bahwa Accountability merujuk pada kondisi di mana seseorang dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan atau keputusan yang diambil. Istilah ini mencakup kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan, memberikan alasan, menanggapi, serta tunduk pada penilaian eksternal. Sementara itu, Responsibility berarti tanggung jawab, yang mencakup kewenangan untuk bertindak, kemampuan mengendalikan, kebebasan mengambil keputusan, membedakan benar dan salah, serta berperilaku secara rasional, konsisten, dan dapat dipercaya dalam menjalankan penilaian internal.
Meskipun accountability dan responsibility sama-sama berarti tanggung jawab, keduanya memiliki makna yang lebih mendalam dan berbeda. Akuntabilitas berfokus pada kewajiban mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan. Konsep ini tidak hanya berlaku bagi organisasi masyarakat sipil, tetapi juga dapat diterapkan pada individu maupun berbagai jenis organisasi lainnya.
Akuntabilitas dalam konteks organisasi masyarakat sipil (OMS) memiliki berbagai definisi menurut beberapa organisasi. Salah satunya, Konsil LSM Indonesia (2015) mendeskripsikan akuntabilitas sebagai proses di mana organisasi secara terbuka bertanggung jawab atas nilai-nilai yang diyakininya, tindakan yang dilakukan, maupun yang tidak dilakukan. Secara operasional, mekanisme akuntabilitas ini diwujudkan melalui pelaporan (reporting), pelibatan (involving), dan respons cepat (responding).
Akuntabilitas terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Upward accountability (akuntabilitas ke atas): OMS bertanggung jawab kepada lembaga pemberi dana dan pemerintah.
2. Internal accountability (akuntabilitas internal): OMS bertanggung jawab ke dalam atau kepada dirinya sendiri yang artinya organisasi harus sering melakukan refleksi.
3. Downward accountability (akuntabilitas ke bawah): OMS memiliki tanggung jawab kepada anggotanya, konstituen, atau kelompok masyarakat yang menerima manfaat dari kegiatan yang dilakukan (beneficiaries). Misalnya, OMS yang menghasilkan pengetahuan harus menyampaikan informasi tersebut kepada kelompok masyarakat yang telah diidentifikasi sebagai penerima manfaat.
Sarwitri juga membagikan contoh model/tools akuntabilitas yang dapat Sahabat terapkan di organisasi masing-masing. Yuk, lihat penjelasannya lewat video di bawah ini!