Sebuah konten storytelling butuh tujuan. Sama seperti hidup kamu,‘kan?
Perjalanan hidup pun pasti ada emosi (perasaan), pikiran, dan tindakan yang diambil. Ketiga hal ini bagaikan sebuah urutan rute menuju tempat tujuan. Bertahun-tahun, orang selalu menggunakan rute yang sama, sebab telah terbukti sampai tujuan. Tak ubahnya dalam dunia periklanan atau pemasaran, penjualan yang mencapai target merupakan keberhasilan storytelling mempengaruhi emosi yang berlanjut pada pikiran, dan diakhiri tindakan. Lantas, bagaimana membuat konten yang bercerita sehingga tujuan kamu tercapai?
Chairunnisa, pembicara dari Saraswati, saat pelatihan “Digital Storytelling”,16 Juni 2022,
menyajikan 4 fondasi digital storytelling yang perlu kamu pahami dan lakukan:
- 1. Tujuan. Tulisan yang bercerita bisa diterapkan oleh organisasi nirlaba untuk edukasi, kampanye, profil, ataupun program organisasi. Tapi, kamu dan tim harus terlebih dahulu memahami tujuan organisasi, program, dan konten yang akan dibuat.
- 2. Audiens. Dari tujuan, kamu bisa menentukan audiens dan konten yang akan ditampilkan. termasuk bagaimana gaya bahasa, sapa, bentuk visual, dan lainnya.
- 3. Konten. Gaya bahasa, sapa, bentuk visual akan mudah “digoreng” mengikuti karakter audiens.
- 4. Platform. Kalau sudah tahu 3 langkah di atas, kamu baru bisa memilih platform digital yang sesuai.
Lalu, bagaimana membuat konten yang powerful?
Lagi, kamu harus mempunyai tujuan terhadap keseluruhan cerita, pesan dan makna. Pada saat menulis, gunakan sudut pandang kamu, dan hadirkan pertanyaan inti yang merangkai cerita. Dalam tulisan, kamu perlu menciptakan emosional, baru membuat foto/video/infografik yang kece. Tapi, jangan malas ya belajar struktur dan kosakata yang sesuai. Terus latihan menulis, yes, biar tulisan kamu mengalir dan dibaca dari awal sampai akhir oleh audiens. Perkaya juga kosakata dan rajin-rajinlah memainkan kata-kata.
Masih bingung soal dasar penulisan konten digital? Ups, kami memang belum menuliskan tentang ini. Tenang, materi dasar penulisan konten yang dibawakan Melita Oktanawati, bisa kamu simak melalui video hasil rekaman pelatihan ini. Tunggu videonya tampil di website kami, ya. Banyak tip dan trik membuat digital storytelling. Kamu sih nggak ikutan pelatihan, padahal metode pembelajarannya seru, loh. Usai materi diberikan, peserta mendapatkan tugas, breakout room pun terbagi jadi 2 kelompok. Kalau tak ada tugas, berarti namanya bukan pelatihan. Dan belajar, tak cukup dari membaca saja, tapi juga dari visual (video). Jadi, tonton video rekaman, banyak tip dan triknya. Terakhir, ya, latihan, latihan, dan latihan.