Keberlanjutan organisasi maupun perusahaan juga bergantung pada budaya yang dibangun terus-menerus. Sebenarnya desain budaya kerap dilakukan, hanya saja sering terabaikan.  Mungkin juga, organisasi belum memahaminya. Karena penting, kami menggelar pelatihan “Mendesain & Membangun Budaya Organisasi”, bersama narasumber Ali Zaenal Abidin, Selasa, 31 Mei 2022.

Identitas organisasi, kultur, internalisasi desain adalah 3 poin pembelajaran pelatihan ini. Yang dimaksud Identitas Organisasi terdapat  unsur nama dan visual sebagai identitas, menarik perhatian, dan  membangun relasi. Sedangkan kultur atau budaya merupakan kumpulan nilai-nilai yang diterapkan secara konsisten. Dari awal didirikan organisasi, desain tersebut harus dimiliki dan diterapkan. Justru penerapan dilakukan saat pegawai baru satu atau dua orang. Dan, Internalisasi Desain Budaya. Bagian ini menentukan apakah budaya yang dibangun dapat berjalan dalam jangka panjang atau sebaliknya. Bagaimana cara mempertahankannya?

4 proses vital yang perlu diterapkan untuk membangun budaya yang konsisten:

  1. 1. Recruitment. Merupakan gerbang  awal dari membangun suatu budaya. Jika ingin staf punya budaya yang sejalan dengan didesain, dari awal pekerjakanlah orang yang sudah punya keselarasan dengan organisasi kamu. Masalahnya banyak organisasi mencari pekerja hanya berdasarkan kompetensi atau kemampuan teknisnya. Tapi untuk organisasi yang punya keseriusan menjaga budayanya, tak hanya kemampuan teknis, tapi juga keselarasan yang ingin atau sedang dibangun, misal perilaku. Dilihat bisa dari wawancara, probation. Dalam test kejujuran orang saat wawancara: diminta baca buku secara singkat yang dalam buku diselipkan uang, saat dikembalikan, masih ada atau  tidak uangnya. Ada namanya behaviour questions. Lihat juga perilakunya. Jika dalam jangka panjang, ada yang performance hilang, maka kita ada biaya produksi yang rugi, kalau dia nggak keluar dari organisasi, biaya tetap keluar, bahkan bisa dobel. Sebab budaya itu menular.
  2. 2. Performance appraisal (penilaian kinerja). Kamu harus mendesain bagaimana penerapan nilai-nilainya. Penilaian dilakukan minimal 2 kali setahun. Harus ada ukuran dan juga pelatihan, penghargaan, role model, dan sebagainya. Komunikasikan  terus menerus dengan komunikasi yang berbeda-beda.
  3. Training and development. Melakukan pelatihan untuk penguatan dan pengembangan kapasitas.
  4. 3. Rewards. Memberikan penghargaan kepada staf yang berprestasi.

Itulah 4 proses yang akan membantu sistem untuk budaya menjadi konsisten. Untuk selengkapnya, tonton ya video rekamannya.