Pada 23 Juli 2021, Yayasan Penabulu menyelenggarakan pelatihan virtual “Kiat Menulis untuk Perubahan Sosial” sebagai. Dalam pelatihan ini Arief Aziz (salah satu pendiri dan Country Director dari Change.org Indonesia), selaku trainer, menjelaskan komponen penting terkait menulis untuk perubahan sosial, disertai studi kasus dan simulasi menulis.
Disampaikan bahwa terdapat enam komponen penting dalam menulis untuk perubahan sosial. Pertama adalah JUDUL, dalam sebuah artikel atau subjek e-mail, disarankan untuk membuat judul yang membuat calon pembaca penasaran untuk membuka artikel atau undangan tersebut.
Setelah judul, ada LEDE, yaitu kalimat pembuka sebuah tulisan, yang sebaiknya dibuat menohok agar pembaca tertarik untuk meneruskan membaca tulisan atau malah menutup browser. Tanpa LEDE yang menarik, kita bisa saja kehilangan separuh potensi audience.
Ketiga, memberikan PERSONAL STORY. Dengannya, audience akan merasa lebih terhubung untuk mendukung atau membuat perubahan atas situasi yang sedang dianggap sebagai masalah. PERSONAL STORY memberikan sense of emotion kepada pembaca untuk kemudian tergugah dan memberikan dukungan terhadap perubahan.
Komponen keempat adalah CRISIS atau masalah. Dalam menyampaikan pesan perubahan, penulis mesti menempatkan diri sebagai orang awam yang belum pernah terpapar isu tersebut. Perlu diingat, tujuan dari membuat tulisan melalui petisi adalah memperoleh dukungan dari masyarakat seluas-luasnya. Maka, tulisan sebaiknya dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang. CRISIS juga akan lebih baik bila dilengkapi dengan data-data terkait kasus yang sedang dibahas dalam tulisan. Setiap masalah memiliki berbagai angle dan dalam menjabarkan CRISIS, penulis bisa memilih satu angle. Misalnya, dari sudut pandang pihak yang dirugikan atau sudut pandang objek kasus dengan metode personifikasi.
Komponen kelima adalah SOLUSI. Setelah menjabarkan CRISIS dengan satu angle yang konsisten, maka penulis mesti menawarkan SOLUSI terkait permasalahan tersebut. Menceritakan CRISIS dengan satu angle dapat mempermudah penulis memberikan suatu SOLUSI yang konkrit. Terakhir adalah AJAKAN (call to action). Bentuk AJAKAN bisa berupa aksi tertentu, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan bisa juga ajakan untuk menandatangani dan menyebarkan petisi.
Durasi training yang compact dan suasana pelatihan yang interaktif membuat 32 peserta yang hadir mampu secara konsisten mengikutinya dengan intens dari awal hingga selesai.