Yayasan Penabulu menyelenggarakan pelatihan “Meditasi untuk Kesehatan”. Penyelenggaraan pelatihan ini bekerjasama dengan Bali Usada, didukung oleh The David and Lucile Packard Foundation (Packard) dalam program Organizational Effectiveness. Pelatihan ini termasuk dalam tema Selfcare yang bertujuan untuk penguatan anggota organisasi mitra Packard di Indonesia menghadapi situasi pandemi yang memberikan banyak batas, tidak pasti dan penuh tekanan; agar kesehatan fisik dan pikiran para anggota organisasi tetap terjaga sehingga tetap memberikan performa optimal.
Keseluruhan rangkaian pelatihan “Meditasi untuk Kesehatan” akan diselenggarakan sebanyak delapan pertemuan, rutin setiap hari Sabtu, selama dua jam, dari jam 10 sampai jam 12 pagi. Pelatihan akan berisi ceramah dari Pak Merta Ada—guru utama dan pendiri Bali Usada. Kemudian dilanjutkan dengan latihan meditasi bersama instruktur senior dari Bali Usada. Instruktur pada pelatihan ini adalah Martinus Christianto dan Maria Josephine. Sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta juga dapat mengakses materi secara tertulis dan audio dan konsultasi melalui grup whatsapp bersama para instruktur.
Pertemuan terakhir ini diisi dengan ceramah “Mengukur Kebijaksanaan dan Menyembuhkan Orang Lain” serta latihan meditasi “Merasakan Badan Lebih Detail”. Terdapat 13 peserta yang hadir. Peserta aktif menyalakan video dalam berlatih meditasi, sehingga meski latihan meditasi berjalan secara daring, namun kebersamaan tetap tercipta.
Sesi ceramah penutup dari keseluruhan rangkaian kegiatan bersama Bali Usada digunakan pelatih untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai “kebijaksanaan” dan tiga tingkatannya, yaitu:
Pertama, Suta maya paññā—yaitu kebijaksanaan yang diperoleh dari membaca buku, mendengar dari orang lain, mendapat pendidikan dari orang lain, mendengarkan ceramah, dsb. Kedua, Cintā maya paññā—yaitu kebijaksanaan yang diperoleh berdasarkan hasil perenungan. Ketiga, Bhāvanā maya paññā—yaitu kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman langsung.
Pelatih juga mengingatkan para peserta bahwa (1) hidup adalah sebuah proses yang berkelanjutan; (2) kehidupan bukan lah sesuatu yang dapat dikontrol/dikendalikan oleh manusia; dan (3) jangan bimbang, ragu, maupun goyah dalam menghadapi kehidupan. Untuk itu, lewat berlatih meditasi secara rutin, peserta dapat melatih Pikiran Harmonis, baik di napas maupun di badan, sehingga pikiran makin kuat dan makin fleksibel. Jika kita memiliki Pikiran Harmonis, apa pun yang kita lakukan, kehidupan kita akan lebih baik.
Dalam sesi latihan meditasi terakhir ini, pelatih mengajak peserta untuk merasakan badan lebih detail. Dengan menajamkan fokus pikiran kepada bagian badan tertentu yang ingin dirasakan, proses penyembuhan dan pelepasan energi buruk akan lebih mudah dilakukan. Selain itu, latihan ini juga akan memberikan energi baik yang lebih kuat pada badan.
“Semoga semua hidup berbahagia”.